Ustadz Uti Konsen adalah seorang tokoh, ustadz, dan juga acap disebut ulama oleh kalangan masyarakat di Ketapang, Kalimantan Barat. Di usia senjanya, H Uti Konsen UM (71 tahun) masih tetap rajin berdakwah. Bahkan sejumlah buah penanya yang berisi siraman rohani dan hikmah keislaman juga kerap menghiasai harian setempat.
Ia kini rajin mengisi taushiah dalam bentuk tulisan di laman online Pontianak Post dan juga di sejumlah portal online. Yang menarik, Ustadz Uti Konsen tak pernah ketinggalan mengutip pesan-pesan spiritual pendiri Pesantren Hidayatullah Almarhum Ustadz Abdullah Said dalam setiap wejangannya.
Berikut ini redaksi sajikan salah satu tulisannya di Pontianak Post belum lama ini, selamat menyimak dan semoga mencerahkan:
*****************
Ibadah kepada Allah, Bekal Perjuangan
Oleh H. Uti Konsen
Visi dan Misi hidup kita di dunia ini ditegaskan Allah dalam Al Quran, “Aku tidak menciptakaan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku “ (Az-Zariyat (51 ): 56). Adapun mengenai rezeki kita telah dijamin Allah, “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan rezeki semuanya dijamin Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.
Semuanya (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) “(Hud 6). Kewajiban kita adalah menjemputnya dengan maksimal, namun harus tetap ingat dan berdoa kepada Allah. “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung“ (Al Jumu’ah (62) : 10).
Dalam satu hadis Qudsi Allah mengingatkan, “Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan“ (HR. Attirmizi dan Ibnu Majah).
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani, Ibnu ‘Abid Dunya – Ibnu Abi Hatim, Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa menghabiskan waktunya untuk Allah swt maka Allah akan memberikan kecukupan bekal kepadanya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia duga-duga. Dan barang siapa menghabiskan waktunya untuk dunia, maka Allah akan menyerahkan dirinya kepadanya (dunia).“
Dr.Aidh Al Qarni dalam bukunya “Al Quran Berjalan“ antara lain menulis “Salah satu rahasia kemenangan dan kesuksesan Rasulullah saw adalah karena beliau menjadikan ibadah dan ketaatan kepada Allah sebagai bekal perjuangan. Allah memerintahkan beliau untuk menjadi ahli ibadah agar beliau memikul beban dan tugas risalah-Nya yang maha berat itu.“
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang akhirat obsesi hidupnya Allah beri rasa cukup dihatinya. Dia akan memberi anugerah kepadanya. Akan datang padanya harta benda dunia yang tidak ia harapkan. Siapa yang dunia obsesi hidupnya, Allah beri rasa kurang di hatinya. Allah hanya memberi harta kecuali hanya sekedar yang telah ditentukan “.
Diantara contohnya. Ketika rombongan hijrah sampai di Madinah, tidak lama kemudian Rasulullah saw menugasi Abdul Rahman bin Auf, ekonom termasyhur di Mekah untuk membangun pasar sebagai tempat berekonomi para sahabat dengan sebutan Suq Al Anshar. Pertama kali yang dilakukan Abdul Rahman bin Auf dan anngota tim ekonominya, bertaubat, bermunajat kepada Allah untuk memohon bantuan Allah baik bantuan material atau kekuatan rohaniah.
Setelah itu mereka membuat ikhtiar maksimal dan akhirnya dengan menerapkan metoda-metoda ekonomi Islam yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Bagaimana hasilnya? Tim ekonomi mereka berhasil membangun ekonomi Islam dan mengalahkan ekonomi Yahudi yang sudah menguasai Madinah selama ratusan tahun.
Salahuddin Al Ayyubi yang dalam perang melawan kaum Musyrikin Romawi selalu memastikan ibadah malam para tentaranya. Kalau Salahuddin Al Ayyubi tidak mengajak berjuang tentaranya yang tidak bangun malam karena khawatir menjadi hijab (penghalang) turunnya bantuan Tuhan. Pernah terjadi dalam sebuah usaha Rufaqa- retail, milik salah seorang ulama besar Malaysia, Syeikh Imam Ashari Muhammad At Tamimi, omsetnya selama tiga hari bertutur-turut menurun sampai hanya 30 % dari biasanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pimpinan, terutama dalam aspek – aspek yang berhubungan dengan Allah, ternyata dalam tiga hari tersebut ada satu atau beberapa karyawan yang lalai bertahajjud. Setelah karyawan yang lalai dimasukkan kembali ke program pendidikan dan latihan dan digantikan dengan karyawan yang istiqamah bertahajjud, omset material pun kembali seperti semula. (Buku Membangun Ekonomi Islam oleh Dr.Ing Abdurrahman R.Effendi & Ing Gina Puspita).
Allahuyarham KH. Abdullah Said, pendiri Ponpes Hidayatullah Balikpapan pernah mengatakan, “Kalau aktivitas dakwah kita merosot, maka hendaknya salat lail kita semakin diperbaiki, baca Al Quran digencarkan, zikir ditingkatkan, tawakakal dimantapkan, sabar dipatrikan dalam jiwa, dan hijrah dijalani dengan baik.“ Allah swt sudah memastikan kebenarannya, “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu“ (Ath-Thalaq : 3). Rasulullah saw bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, niscaya Dia akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung, yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang “ (HR.Tirmizi). Wallahualam. ** http.hidayatulah.or.id